Kata Pengantar
Dengan rahmat dan Pujisyukur panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karna berka trahmat dan karunia-Nya Makalah Bahasa Indonesia ini dapat diselesaikan
tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan Makalah Bahasa Indonesia ini sesuai dengan rencana
dan target yang telah ditentukan
Kami menyadari di dalam Makalah Bahasa INdonesia ini ini jauh dari kata
sempurna. Olehkarenaitu kami mengharapkan kritik dan saran daripembaca.
Akhir kata kami mengharapkan Makalah Bahasa Indonesia ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Penalaran dibagi menjadi 2 bagian
yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Disini akan dijelaskan
definisi Penalaran dan Definisi Penalaran Induktif dan Deduktif yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia
Tujuan
Penulisan Masalah
Penulisan ini dibuat dengan tujuan untuk memahami apa itu penalaran dan
bagian-bagaiannya yang akan dijumpai dikehidupan sehari-hari. Dan jugu agar
kita menggunakan penalaran sesuai dengan Bahasa Indonesia yang Benar
Rumusan
Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Penalaran?
2. Apakah yang dimaksud dengan
Berfikir Deduktif ?
3. Apakah yang dimaksud dengan
Berfikir Induktif ?
4. Mengetahui bagian-bagian
dari Berfikir Deduktif
5. Mengetahui bagian-bagian
dari Berfikir Induktif
Metode Pengumpulan Data
yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini
ialah mengumpulkan informasi dari internet.
BAB II
POKOK PEMBAHASAN
PENALARAN
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut
menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence).
Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
INDUKTIF
Induktif adalah hal khusus menuju hal umum. Yaitu
kuncinya "dari yang khusus menuju yang umum. Bila diuraikan, jangan
terpatok pada gaya definisi seseorang, coba uraikan sendiri definisi paragraf
induktif dengan kata kunci "dari khusus ke umum" tadi. Atau kalau
memang malas menguraikan, mari lihat definisi berikut;
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai
dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada
kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
Masih kurang puas dengan definisi tersebut? Baiklah karena definisi yang
baik disertai dengan batasan dan ciri-cirinya. Kita uraikan ciri-cirinya.
Ciri-ciri paragraf induktif dapat diketahui dengan melihat atau membuat sebuah
paragraf. Apabila dalam paragraf itu mula-mula menyebutkan peristiwa khusus dan
diakhiri dengan kesimpulan berdasar peristiwa khusus tersebut, maka bisa
dipastikan anda sedang membaca atau membuat paragraf induktif.
DEDUKTIF
Deduktif adalah contoh suatu paragraf
yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu
ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik.
Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan
paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang
terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah
pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang
membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan
kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral
yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan
proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Definisi
Proposisi
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk
kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini
berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau
dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan
mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Definisi
inferensi
Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal
kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.
Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference
dipelajari dalam bidang logika.
Definisi implikasi
Pada dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai
akibat langsung atau konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan
tetapi secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya.
Pengertian Wujud
Evidensi
Adalah semua fakta yang ada, yang
dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil
pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena.
Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini
sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat
dihindarkan.
Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran
harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui
cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan
sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk
pengujian tersebut.
1.
Observasi
2.
Kesaksian
3.
Autoritas
Cara menguji
fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang
kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian
tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan kayakitan
bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.
Konsistensi
2.
Koherensi
Cara menilai
autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau
kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang
hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan
atas penelitian atau data eksperimental.
1.
Tidak mengandung prasangka
2.
Pengalaman dan pendidikan autoritas
3.
Kemashuran dan prestise
4.
Koherensi dengan kemajuan
Silogisme Alternatif, Silogisme Kategorial dan Silogisme Entimen
1.
Silogisme Alternatif
Adalah
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Sedangkan
Proposisi Alternative yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
2.
Silogisme Kategorial
Silogisme
kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang
kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis
mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis
minor.
3.
Silogisme Entimen
Silogisme Entimen adalah yang kedua yaitu entimen.
penalaran deduksi secara langsung.
Silogisme
terdiri atas 5 bentuk yaitu ;
1. Silogisme Kategorial
2. Silogisme Hipotetik
3. Silogisme Alternatif
4. Entimen
5. Silogisme Disjungtif
Berikut ini adalah rincian penjelasan dari beberapa silogisme diatas.
Silogisme
Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua
proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut
dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang
termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi
subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term).
Silogisme
Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis
mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik.
Silogisme
Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan kesimpulan.
Silogisme
Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis
mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat
kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut
oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan
premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
Kesimpulan
Setelah memahami makalah ini dapat
disimpulakn arti penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan
indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dan dibagi
menjadi dua yaitu penalaran Induktif dan Deduktif dimana Induktif dimulai dari
hal yang lebih khusu ke hal-hal yang umum dan untuk Deduktif dimulai dari hal
yang umum ke hal yang lebih khusus
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Proposisi
https://maddidjara.wordpress.com/2009/01/15/logika-1/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://abdurrahman.mwb.im/penalaran-deduktif-dan-penalaran-indukti.xhtml
http://arjaenim.blogspot.com/2013/06/penalaran-deduktif-penalaran-induktif.html
http://arifhg.blogspot.com/2015/03/tugas-bahasa-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://kafeilmu.com/2010/11/pengertian-dan-contoh-paragraf-induktif.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran