Jumat, 25 April 2014

Teori Organisasi Umum 2 (5 - 6)



PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Latar belakang suatu keputusan
Dalam pembahasan soal pengambilan keputusan maka sungguh mengesankan dan berfaedah meninjau setiap organisasi, perorangan, dan kelompok perorangan yang bersangkutan dari segi teori sistem. Dalam rangka teori istilah sistem berarti seperangkat unsur atau komponen yang terkait dalam berbagai bentuk hubungan. Perilaku sesuatu sistem ditentukan oleh hubungan antar unsurnya. Suatu organisasi, sebagai misal, dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri atas beberapa perorangan, atau beberapa kelompok perorangan, atau terdiri atas beberapa bagian yang bekerja sama untuk mencapai seperangkat tujuan bersama. Maka perilaku dari organisasi itu untuk sebagian ditentukan oleh perilaku dari bagian-bagiannya serta dari hubungan antar-bagian.
Sistem-sistem itu terdapat pada berbagai tingkatan. Pada tingkat jenjang bawah dalam suatu hirarki (tata-jenjang) masing-masing unsur dapat dipandang sebagai sistem-sistem tersendiri. Misalnya, masing-masing bagian dalam suatu organisasi menunjuk ciri-ciri sebagai suatu sistem lengkap. Pada tingkat yang lebih tinggi, organisasi aslinya dapat pula dipandang sebagai suatu unsur dalam sistem yang lebih luas. Tatanan jenjang semacam ini banyak dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Tatanan ini muncul dalam beraneka bentuk kegiatan manusia. Dalam ungkapan umum tidak terdapat batas yang logis dalam proses pembagi-bagian sistem dalam unsur-unsurnya. Namun dalam praktek proses pembagi-bagian itu hanya dilanjutkan sejauh yang perlu berkenan dengan pertimbangan sesuatu soal.

Definisi
Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen. Menurut  Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan:
1.      Aktivitas inteligens
2.      Aktivitas desain
3.      Aktivitas memilih.


Dan definisnya sebagai berikut :
1.  Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
2.  Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.
3.     Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia. Sedangkan Mintzberg a koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan, yaitu:
1.      Tahap identifikasi
2.      Tahap pengembangan, dan
3.      Tahap seleksi.
Dan definisnya sebagai berikut :  
1.  Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
2.  Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
3.   Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: denganpenilainn pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.

Jenis-jenis pengambilan keputusan
·          Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.

·         Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang  kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.

·         Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

·         Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.

Faktor-faktor pengambilan keputusan
   Faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
   Diantaranya :
·         faktor Fisik
·         Emosional
·         Rasional
·         Praktikal
·         Interpersonal dan Struktural

Keputusan dapat diambil dengan cara individual & kelompok, individual contohnya seperti pengambilan keputusan yang diambil oleh manager saja tanpa adanya rapat kerja atau diskusi. Sedangkan kelompok merupakan pengambilan keputusan yang prosesnya melalui hasil dari rapat atau diskusi bersama.

Untuk mendapatkan hasil yang baik Pengambilan keputusan haruslah melalui beberapa proses, diantaranya :
1.       IDENTIFIKASI MASALAH
2.       PENGUMPULAN & PENGANALISASI DATA
3.       PEMBUATAN ALTERNATIF-ALTERNATIF KEBIJAKAN
4.       PEMILIHAN SALAH SATU ALTERNATIF TERBAIK
5.       PELAKSANAAN KEPUTUSAN
Dengan cara melakukan proses seperti di atas pengambilan keputusan dalam organisasi akan berjalan baik dan akan mendapat hasil yang baik pula.

Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Proses yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi yaitu :
§  Adanya pengaruh tekanan dari luar
Adanya pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu proses  yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan ragu-ragu dalam menentukan, namun adanya pengaruh tekanan dari luar dapat mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan tidak adnaya ketegasan dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah.
§  Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi
Faktor sifat yang baik maupun tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat keputusan, merupakan hal yang dapat mempengaruhi keputusannya tersebut . Dalam hal ini seorang pembuat keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil sebuah keputusan dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang oemimpin organisasi harus bijaksana dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil keputusan.
§  Pengaruh dari kelompok lain
Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut.
§  Faktor pengalaman
Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya.
Proses Pengambilan Keputusan
Sifat dan wujud proses pengambilan keputusan telah ditelaah secara intensif dalam beberapa tahun terakhir ini. Kesimpulan yang diperoleh dari masing-masing karya telah berbeda-beda dalam sejumlah aspeknya. Namun semua studi itu sama-sama berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang mencakupi beberapa tahap yang saling terjalin, dan bukanlah merupakan suatu perbuatan terpisah. Salah satu pengarang pertama yang melukiskan proses pengambilan keputusan itu sebagai serangkaian tahap ialah John Deway. Dalam karya yang dikarangnya pada tahum 1910 dia mengemukakan bahwa proses pemecahan masalah dapat dipandang terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai jawaban atas tiga pertanyaan:
1.      Apakah masalahnya?
2.      Bagaimana masing-masing alternatifnya?
3.      Alternatif yang manakah yang lebih unggul?
Beberapa model lainnya mengenai proses pengambilan keputusan mengikuti pendekatan umum seperti yang disarankan oleh Dewey. Mungkin yang paling terkenal ialah model Herbert A. Simon. Model ini terdiri atas tiga tahap, yang dapat diperincikan sebagai berikut:
Intelijen : Lingkungan intern dan ekstern dari pengambil keputusan di selidiki untuk menemukan kondisi yang memerlukan keputusan, lalu dikumpulkan informasi tentang aneka kondisi itu.
Disain : Berbagai macam tindakan yang tersedia pada para pengambil keputusan itu ditetapkan lalu dianalisis setelah berhasil melacak problematik pemecahan potensial bagi masing-masing masalah keputusan.
Pilihan : Salah satu langkah tindakan itu dipilih untuk dilaksanakan atas dasar penilaian tentang keefektifannya guna mencapai sasaran.

Dalam suatu karya kemudian Simon menambahkan tahap yang keempat yang disebutnya tahap peninjauan (review). Tahap peninjauan itu mencakupi suatu proses penilaian terhadap pilihan-pilihan yang terdahulu, untuk mempertimbangkan kemungkinana penyesuaian terhadap pendekatan yang telah diterapkan sebagai persiapan untuk kegiatan pengambilan keputusan selanjutnya. Tahap keempat ini merupakan suatu penyesuaian terhadap teknik-teknik pengambilan keputusan umumnya, dan bukan merupakan bagian dari proses yang diterapkan terhadap suatu situasi keputusan khas tertentu.
Suatu uraian yang lebih terperinci mengenai proses pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh Eilon dalam makalahnya yang bermaksud menjajaki berbagai aspek tentang wujud dan sifat keputusan. Proses keputusan yang dilukiskan oleh Eilon itu terdiri atas delapan tahap, yang dapat diperincikan secara singkat sebagai berikut :
1.      Masukan (input) informasi
2.      Analisis dari informasi yang tersedia
3.      Spesifikasi tolok ukur dari prestasi dan biaya
4.      Pembuatan model tentang situasi keputusan
5.      Perumusan beraneka alternatif (atau strategi) yang tersedia bagi para pengambil keputusan
6.      Peramalan mengenai hasil dari masing-masing alternatif
7.      Perincian kriteria pilihan di antara berbagai alternatif
8.      Penjelasan pemecahan situasi keputusan

Model Simon maupun Eilon kedua-keduanya menyajikan suatu kerangka awal untuk mempertimbangkan proses keputusan dan memberi gambaran tentang urutan tindakan yang perlu dilakukan sebelum situasi keputusannya dapat diselesaikan. Dalam praktek, langkah-langkah tahapan itu dapat berlangsung dengan urutan yang agak menyimpang. Ada yang berlangsung secara implisit, dan ada pula yang berlangsung secara serentak. Lagipula proses keputusannya acapkali terdiri atas serentetan pengulangan dari sebagian atau seluruh langkah yang telah diperincikan, dan bukan berlangsung sekali dalam proses yang mencakupi serentetan tahap.




Referensi :
- SETIOKO, AJI.  Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Organisasi.
- K. J Radford Analisis Keputusan Manajemen (MODERN MANAGERIAL DECISION MAKING)
- N. Howard, Paradoxes of Rationality, the MIT Press, 1971.
- K. J Radford, Managerial Decision Making, Reston, 1975.




Teori Organisasi Umum 2 (3 - 4)




BEKERJASAMA DALAM TEAM (Kelompok)

Pengertian BekerjaSama ( Team Work )

Team work bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Sementara untuk membentuk dan membangun team work yang solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan, team work yang solid akan menciptakan hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut.
Ada beberapa poin-poin penting yang harus diketahui atau perlu di mengerti demi kebersamaan dalam sebuah team work yang baik, adapun poin-poin tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
2.      Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual
3.      Filosofi teamwork: ‘Saya mengerjakan apa yang anda tidak bisa dan anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa’
4.      Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparment harus disingkirkan.
5.      Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
6.      Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
7.      Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
8.      Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
9.      Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10.  Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
11.  Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemutusan kerjasama.
12.  Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
13.  Ingatlah selalu bahwa: ‘Teamwork makes the dream work’.
  
Karakteristik Kelompok
Karakteristik Kelompok antara lain:
1.      Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2.      Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
3.      Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4.      Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5.      Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya. 

Tahapan Pembentukan Kelompok
Perkembangan sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok. Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam pembentukan kelompok.

A. Forming.
Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut.


B. Informing.
Informing merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok. Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.

C. Storming.
Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.

D. Norming.
Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.
E. Mourning.
Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok

F. Transforming.
Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.
Kekuatan Team Work
Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disAdari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim. Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Pentingnya TEAM WORK dalam perusahaan
Kemampuan untuk membangun teamwork merupakan hal yang penting. Di dalam sebuah perusahaan, teamwork akan muncul jika setiap individu di dalam perusahaan tersebut menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara individual. Telkom, tidak mungkin mampu menjadi Dominant Infocom Player in The Region, hanya karena kontribusi satu atau segelintir orang, namun Telkom mampu mencapai tujuan tersebut atas kontribusi seluruh karyawannya.
Tiap individu atau tiap kelompok individu memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork  yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan menimbulkan ketergantungan antara satu dengan yang lainnya secara positif. Product owner memiliki ketergantungan pada delivery channel, begitu pun sebaliknya, dan masing-masing memiliki ketergantungan pula pada unit-unit bisnis pendukung.
Secara umum, Teamwork yang efektif  ditandai oleh beberapa hal, yaitu :
1.      Adanya rasa ketergantungan dan kebersamaan antar anggota
2.      Terbentuknya rasa nyaman dan situasi kompetitif yang sehat
3.      Munculnya komitmen yang tinggi dalam mencapai sasaran kerja
4.      Terbentuknya kompetensi penanggulangan konflik dan stress kerja yang efektif.


Dalam tingkat selanjutnya, teamwork harus dibangun mulai dari unit terkecil dalam perusahaan, yaitu dari individu pegawai.  Yang mampu melakukan teamwork, diukur melalui beberapa perilaku kunci, yaitu :
1.      Menunjukkan tanggung jawab terhadap tugas tim
2.      Menghargai kemampuan, pendapat atau kontribusi orang lain
3.      Membagi pengetahuan, pendapat dan gagasan dalam proses pengambilan keputusan tim
4.      Menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan tim
5.      Mendorong anggota lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam tim
6.      Mendukung keputusan yang disepakati bersama.
Beberapa tips yang dapat disimak dibawah ini :
1.      Agar mampu menunjukkan tanggung jawab terhadap tugas tim, cobalah untuk :
-          Membuat jadwal kerja yang disesuaikan dengan jadwal kerja unit / bagian.
-          Menyesuaikan irama kerja pribadi dengan irama kerja kelompok
-          Menunjukkan sikap disiplin dan komitmen terhadap jadwal kerja yang telah disepakati. 
2.      Agar mampu menghargai kemampuan, pendapat dan kontribusi orang lain, Anda perlu :
-          Memiliki sikap empati. Empati dapat ditunjukkan dengan memberikan komentar yang tepat terhadap pendapat orang lain.
-          Melakukan komunikasi efektif dalam menanggapi perbedaan pendapat. Hal ini dapat ditunjukkan melalui sikap toleran & kooperatif terhadap perbedaan pendapat, asertif dan terbuka untuk mecari jalan keluar yang paling efektif.
3.      Untuk mampu berbagi pengetahuan, pendapat dan gagasan, beberapa teknik yang dapat dilakukan :
-          Peduli dan aktif memahami masalah kelompok
-          Menginformasikan pengetahuan atau sumber informasi pada kelompok
-          Aktif memberi alternatif solusi masalah
-          Mencari persamaan dan perbedaan pendapat pribadi dengan pendapat tim   
-          Menjelaskan informasi baru yang dimiliki kepada kelompok.
4.      Guna menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan tim, Anda dapat melakukan negosiasi tujuan, beberapa caranya adalah :
-          Sadari adanya perbedaan tujuan diantara anggota kelompok
-          Bersikap terbuka terhadap perbedaan tersebut
-          Cobalah memahami dimana letak perbedaan yang ada
-          Kompromi atau mengalah untuk sasaran yang dominan dalam kelompok
-          Kombinasikan perbedaan tujuan diri dengan tujuan tim yang baru
-          Kooperatif dalam mencari titik temu dari berbagai perbedaan tujuan.


5.      Agar mampu mendorong anggota tim lain untuk berpartisipasi aktif, Anda dapat :
-          Mengajak anggota kelompok yang lain untuk memberikan pendapat
-          Memberi arahan akan pentingnya kebersamaan
-          Memberikan rasa aman dan rasa percaya dalam memberikan pendapat
-          Mengajak kelompok untuk mengkaji pendapat setiap anggota
-          Mendorong anggota yang tidak berani mengemukakan pendapat
-          Membuat iklim diskusi yang sehat tapi kompetitif.
6.      Mendukung keputusan yang disepakati bersama dapat terlihat melalui perilaku sebagai berikut:
-          Toleran dan mampu memahami keputusan akhir dari kelompok
-          Menunjukkan sikap commit dan bertanggung jawab atas keputusan akhir kelompok
-          Menyadari keputusan akhir adalah untuk kepentingan bersama.
-          Menunjukkan sikap terbuka dan semangat dalam melaksanakan keputusan akhir.
Pada akhirnya, berhasil atau tidaknya sebuah seseorang melakukan teamwork akan sangat tergantung pada hal-hal berikut :Ia harus memiliki sikap terbuka, asertif dan kooperatif terhadap perbedaan pendapat
1.      Ia yakin dan mampu menunjukkan sikap dalam menyatakan pendapatnya.
2.      Kreatif dalam membangun rasa kebersamaan
3.      Mampu mengintegrasikan perbedaan pendapat
4.      Memiliki wawasan yang luas dan mantap dalam mengelola emosi.
Semoga setiap insan mampu memiliki kualitas personal yang positif dalam mengelola kerja sama tim sehingga terjalin tim yang solid dalam menghadapi persaingan dengan para kompetitor.
Implikasi Manajerial 

Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas (borderless Tipe organisasi transnasional/tanpa batas memakai pengaturan yang mengeliminasi atau menghapus halangan geografis artitisial.Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar global yang kompetitif.Implikasi yang dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara tersebut.Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana perusahaan iitu berada.
untuk meningkatkan efektifitas teamwork dalam sebuah perusahaan memerlukan teamwork yang baik antara bagian dan divisi dalam perusahaannya tersebut,agar perusahaan dapat berkembang dan bergerak maju dengan lebih cepat.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen.
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1.      Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
2.      Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.


Referensi :
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen komunikasi: Yogyakarta. Media Pressindo.
Parcek, udai.1996. Perilaku keorganisasian: jakarta. Pustaka binaman perssindo.
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen. New Era Of Management.
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/07/01/team-team-work-excellence-achieving-dan-moving-forward-468514.html