Kegelisahan
berasal dari kata gelisah yang memiliki arti tidak tenteram hatinya atau merasa
khawatir , tidak tenang, tidak sabar serta cemas. Kegelisahan juga dapat
dikatakan sebagai hal yang menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun
perbuatannya, ia selalu merasa khawatir dan tidak tenang dalam tingkah lakunya,
tidak sabar atau selalu merasa cemas dalam hidupnya. Gejala yang dapat
diketahui dari seseorang yang sedang mengalami kegelisahan, contohnya :
berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkan kepalanya,
memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya, duduk termenung sambil
memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain
sebagainya. Hal ini disebabkan karena orang tersebut sedang mengalami masalah
yang berat atau frustasi karena hal yang diingankannya tidak bisa tercapai.
Tiga Macam Kecemasan
Yang Menimpa Manusia :
Seorang ahli
Psikoanalisa “Sigmeund Freud” berpendapat bahwa ada 3 macam kecemasan yang
menimpa manusia yaitu :
1. Kecemasaan Objektif : suatu pengalaman
perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar.
2. Kecemasan
Nerotis (Syaraf) : kecemasan yang timbul karena pengamatan tentang bahaya yang
naluriah.
3. Kecemasaan
Moril : disebabkan karena pribadi seseorang.
Sebab-sebab Orang yang
Gelisah :
·
Gelisah terhadap dosa-dosa dan
pelanggaran ( yang telah dilakukan )
·
Gelisah terhadap hasil kerja (
tidak memenuhi kepuasan spiritual)
·
Takut akan kehilangan milik ( harta
dan jabatan )
·
Takut menghadapi keadaan masa
depan ( yang tidak disukai )
Usaha-usaha Mengatasi
Kegelisahan :
Keterasingan :
Hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau
terpisah dari yang lain. Penyebab orang berada dalam posisi asing ini karena
perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh
masyarakat, kekurangan yang ada dalam diri seseorang , sehingga ia dapat
atau sulit menyesuaikan diri ketika bergaul.
Kesepian : Berasal
dari kata “sepi” yang memiliki arti “sunyi atau lengang”, sehingga kata
kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, serta tidak memiliki teman.
Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup
manusia. Jika rasa sepi telah lama ada dalam diri manusia, maka akan bergantung
kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Penyebab Kesepian
Menurut Middlebrook
(1980), ada 2 faktor penyebab kesepian yaitu :
Faktor Psikologis, yang
terdiri dari :
·
Existential Loneliness : Kesepian
yang disebabkan oleh kenyataan atau adanya keterbatasan keberadaan manusia yang
disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga
tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang
lain.
·
Pengalaman traumatis karena hilangnya
orang-orang terdekat : Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu
secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab
kesepian.
·
Kurangnya dukungan dari orang lain atau
orang-orang terdekat : Kesepian yang dialami oleh mereka yang merasa tidak
sesuai dengan lingkungannya. Orang yang mengalami kesepian manganggap
diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak dalam lingkungannya.
·
Adanya suatu masalah krisis dalam diri
seseorang dan kegagalan : Bila seseorang telah merasa harga dirinya terganggu,
ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindarkan diri
untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
·
Memiliki rasa kurang percaya diri :
Meskipun individu dapat melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia
merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan
individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas
saja.
·
Kepribadian yang tidak sesuai dengan
lingkungan : Orang-orang yang menjengkelkan, seperti : pemarah, terlalu patuh
dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya,
sehingga mereka merasa kesepian.
·
Ketakutan untuk menanggung resiko sosial
: Seseorang akan merasa takut jika terlalu dekat dengan orang lain, tidak mau
bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial
sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2. Faktor
Sosiologis, yang terdiri dari :
·
Takut dikenal orang lain : Seseorang
akan merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan
kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
·
Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan
sosial : Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy dan
kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat
oleh nilai-nilai tersebut.
·
Kehidupan di rumah : Rutinitas kegiatan
di rumah seperti : adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya
juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasakan kejenuhan.
·
Perubahan pola-pola dalam keluarga :
Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan
dengan anggota keluarga lain.
·
Berpindah tempat : Seringnya pindah dari
satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin
hubungan yang akrab dengan orang disekitarnya.
·
Terlalu banyak jumlah orang dalam suatu
organisasi : Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan
terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
Menurut Sadler (dalam
Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal,
yaitu :
1. Interpersonal
Problems : disebabkan karena ada subjek kehilangan orang terdekat atau
memutuskan hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
2. Social
Shock : masalah-masalah sosial yang seringkali membawa dampak negatif, terutama
pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
3. Culture
Shock : ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara
tempat asal dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah
lain, tidak terkecuali kesepian.
4. Cosmic
Problems : berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya
diinginkan dari kehidupan yang sedang dijalaninya.
5. Psychological
Problems : masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat
menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu
menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.
Mengapa Kegelisahan
Sering Dialami Manusia?
Umumnya manusia tidak
menyukai kegelisahan dan mendambakan kebahagiaan. Tapi justru yang ditakutkan
itu sering datang pada kehidupan kita. Dan yang didambakan itu sering menjauh
dari kita. Mengapa?
Kegelisahan tidak
jarang bersahabat dengan umunya kita. Ada yang gelisah karena faktor-faktor
materim ada juga yang bukan karena hal-hal yang material. Mungkin kegelisahan
itu disebabkan antara lain:
·
Kesulitan Ekonomi
·
Takut kehilangan harta, jabatan dan
popularitas
·
Penyakit yang menahun
·
Kesulitan mendapatkan pasangan hidup
yang ideal
·
Takut kehilangan pasangan hidup
·
Khawatir gagal dalam berkarier
·
Dan lainnya
Dari berbagai
permasalahan hidup yang sedang berlangsung dalam setiap kehidupan kita dapat
menimbulkan suatu kegelisahan dan ketidakpastian dalam diri kita masing-masing.
Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan cara merubah pola berpikir kita
menjadi lebih dewasa, bijaksana dan tidak berpikiran sempit atau selalu
mengandalkan Tuhan untuk mengatasi setiap masalah yang ada dalam hidup kita.
Jika kita berhasil kita atasi sendiri, maka permasalahan hidup yang kita hadapi
tidak akan menjadi beban yang terlalu berat sehingga dapat mengganggu pikiran
kita. Jadi, kegelisahan, kesepian, dan ketidakpastian yang sering datang dalam
kehidupan kita tidak akan menimbulkan dampak negatif apabila kita selalu
menanggapinya dengan selalu berpikiran yang positif dan tidak berpikiran sempit
maupun pesimis.
Manusia dan Harapan
Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti
manusia itu mati dalam bidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai
harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut
tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan
masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda,
biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai
harapan yang bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang
itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau tidaknya
suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya
Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada
usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana
Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapan harus
berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu
berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal
dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan
berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi, Dengan demikian
harapan menyangkut masa depan.
Contoh:
·
Budi seorang mahasiswa
STMIK Gunadarrna, ia rajin belajar dengan harapan
didalam ujian semester mendapatkan angka yang
baik
·
Hadir seorang
wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap
usahanya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar
dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan,karena itu berusaha
bersungguh-sungguh dengan usahanya.
Dari kedua
contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan
Hadir ialah teljadinya buah keinginan. karena itu
mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa
mengenal waktu dan Hadir bekerja tanpa mengenallelah.
Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang
diharapkan.
Jadi untuk
mewujudkan harapan itu harus disertai dengan
usaha yang sesuai dengan apa yang
diharapkan BHa dibandingkan dengan
cita-cita , maka harapan mengandung pengertian
tidak terlalu muluk: sedangkan eita-cita pada umumnya perlu setinggi
bintang. Antar harapan dan cita-cita
terdapat persamaam yaitu :
·
keduanya menyangkut
masa depan karena belurn terwujud
·
pada urnurnnya dengan
cita-cita maupun harapan orang menginginkan
hal yang lebih baik atau meningkat.
Apa sebab manusia
mempunyai harapan?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.
Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di
tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak
ada satu manusiapun yang luput dari
pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang
dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental!
spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul
dengan manusia lain. yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sitar,
keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma
dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.Misalnya
menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai
keturunan dan scbagainya. Setiap manusia mempunyai
kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan,
misalnya menangis, tertawa, bergembira dan sebagainya.
Seperti halnya orang yang menonton
Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar
penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton
tidak tertawa, harapan kedua belah pihak
gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat
juga terdapat pada binatang dan
tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan,
berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia
ialah kodrat binatang. walau bagaimanapun juga
besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara
kedua mahluk itu, ialah bahwa
manusia memiliki budi dan kehendak,
Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia
harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan
budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah,
dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam diri
manusia masing-masing sudah terjelma sifat,
kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
berrnasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan
kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Dorongan
kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup itu pada garis
besarnya dapat dibedakan menjadi kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah
misalnya : makan, minum. pakaian, rumah.
(sandang, pangan. dan papan). ketenangan,
hiburan, dan keberhasilan.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia
bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan. kemampuan manusia sangat terbatas,
baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun
kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada
hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a)
kelangsungan hidup (survival)
b)
keamanan ( safety)
c)
hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
(beloving and love)
d)
diakui lingkungan (status)
e)
perwujudan cita-cita (self actualization)
Kelangsungan
hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang,
pangan dan papan(tempat tinggal). Kebutuhan
kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Setiap bayi
begitu lahir di bumi menangis; ia
telah mengharapkan diberi makan/ minum.
Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang
sesuai dengan perkembangan hidup manusia
Sandang,
semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk
melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam
perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya
sebagai perlindungan kemanan, tetapi lebih
cendenmg kepada kebutuhan lain.
Papan yang
dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah.
Rumah kebutuhan primer manusia, karena
rumah itu sebagai tempat berlindung, dari panas,
gelap, dan sebagainya.
Untuk
mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan
papan itu, maka manusia sejak kecil telah
mulai belajar. Dengan pengetahuan yang
tinggi harapan memperolleh pangan, sandang, dan
papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia
perlu kerja keras dengan harapan apa yang diinginkan :
pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan.Sejak seorang anak lahir ia telah
membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu
pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak
menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh
ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin
dilindungi. Rasa aman tidak harus
diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara
moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini
agama sering merupakan cara memperoleh
kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara
fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan
memberikan perlindungan berarti sudah memberikan
keamanan yang diharapkan.
Hak dan
kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh
pula kesadaran akan hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja
mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja,
semua diatur!” ltu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran
akan hak dan kewajibannya.
Bila seorang telah
menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai
harapan untuk dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini remaja banyak
mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya.Pada usia itu, biasanya terjadi
konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai
menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
Status
Setiap manusia membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup.
Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku
ini dilahirkan”, Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa
setiap manusia yang lahir di bwni ini tentu akan bertanya tentang statusnya.
Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan
status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa
dia Harga diri orang antara lain melekat pada status orang.itu. Misalnya ada
anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab
yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif.
Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan kepada anak
jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk
memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin
berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya
Perwujudan
cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya
atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya. Artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar ia tidak percaya
pada diri sendiri saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu
kurang dapat dipercaya. Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah
kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat itu
diambil dari ajaran Al-Quran.
Dengan contoh berbagai
kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah
kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis
pengetahuan yang dimiliki seseorang. bukan karena
merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena
orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya.
melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan
yang diterima dari orang lain atas kewibawaann yaitu disebut kepercayaan.
Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan
itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh
Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi
kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan
juga hak bcr agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama
tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama
itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya,
karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala
pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah
laku,ucapan,perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak mcnyimpang
dan kebenaran.Manusia sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak , berucap
maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa
yang mengatakan, “sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak percaya”,
karena itu, wajadah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan,
ketidakpastian, dan kedukaan.
Dalam agama
Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan utama
delapan ruang”. Yang isinya, agar setiap pemeluknya memiliki
pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata
percaharian yang benar, permatian yang
benar, dan konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu
agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan,dan
ketidakpastian.
Ajaran
kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar
merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah
sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan,
mernperjuangkan kebenaran. Dr.Yuyun Suriasumantri dalam
bukunya “filsafat IImu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1.
Teori koherensi atau
konsistensi
Yaitu suatu pemyataan
dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten
dengan pemyataan-pemyataan sebelumnya yang
dianggap benar.
Contoh :
setiap manusia akan mati. Paul Manusia.
Paul akan mati
2.
Teori korespondensi
Suatu teori
yang menjalankan bahwa suatu pemyataan benar
bila materi pengetahuan yang dikandung pemyataan itu
berkorenponden(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh
pernyataan tersebut.
Contoh :
Jakarta itu ibukota republik Indonesia
3.
Teori pragrnatis
Kebenaran suatu
pemyataan diukur dengan kriteria apakah pemyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dalam
berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu
diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak,
berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat, Sebab ketidakbenaran dalam
hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan
nama baiknya, sehingga orang tidak
mempercayainya lagi.
Berbagai kepercayaan
dan usaha meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah
manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada
diri sendiri itu ditanarnkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan
yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.
Kepercayaan kepada
orang lain
Percaya kepada orang
lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja.
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,
perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan
yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang
berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain,
apalagi membuat janji kepada orang lain.
3.
Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan
pandanganteokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya
Prof.Ir.Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah
dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan
sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama
pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan,
sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan demokratis
mengatakanbahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat.
Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas
adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang.
mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai
keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian
itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara;
manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara
diktator)
Jelaslah bagi kita,
baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah
itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karcna itu wajarlah kalau
manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4.
Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada
Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan
dengan sendirinya, tctapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan
dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaanitu amat penting, karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dcngan Tuhannya. Bagaimana
Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mcmpunyai kepercayaan kcpada
Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya.
Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari
padanya, manusia harus percaya kcpada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu
menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi
yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekoensinya tiap-tiap umat
beragama dalam melakukan pemujaan kcpada zat tersebut.
Berbagai usaha
dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.
Usaha itu bergantung kepada pribadi
kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
Ø meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
Ø meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat
Ø meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia
dengan jalan suka menolong. dermawan, dan
sebagainya
Ø mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
Ø menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya